Ancaman Kelaparan di Gaza Semakin Nyata pada Agustus 2025

Diedit oleh: Dmitry Drozd

Gaza menghadapi ancaman kelaparan yang mengerikan pada Agustus 2025, dengan indikator konsumsi pangan dan gizi mencapai titik terburuk sejak konflik dimulai. Laporan terbaru dari Klasifikasi Terpadu Fase Keamanan Pangan (IPC) menunjukkan bahwa dua dari tiga ambang batas kelaparan telah terlampaui di sebagian wilayah, menyoroti situasi yang semakin memburuk.

Situasi ini diperparah oleh pembatasan akses bantuan kemanusiaan yang ketat dan runtuhnya layanan penting, termasuk kesehatan. Akibatnya, ratusan ribu orang di Gaza mengalami kondisi keamanan pangan yang katastropik. Data menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga penduduk (39%) kini tidak makan selama berhari-hari, dan lebih dari setengah juta orang, hampir seperempat dari populasi Gaza, mengalami kondisi seperti kelaparan. Tingkat kekurangan gizi akut di kalangan anak-anak di bawah lima tahun telah meningkat pesat. Di Kota Gaza, tingkat kekurangan gizi pada anak-anak ini telah berlipat ganda dalam dua bulan, mencapai 16,5%, sebuah indikasi penurunan status gizi yang kritis dan peningkatan risiko kematian akibat kelaparan. UNICEF melaporkan bahwa lebih dari 320.000 anak di bawah usia lima tahun berisiko mengalami kekurangan gizi akut, dengan ribuan menderita kekurangan gizi akut parah, bentuk kekurangan gizi yang paling mematikan. Layanan gizi esensial telah runtuh, menyebabkan bayi kekurangan akses terhadap air bersih, pengganti ASI, dan makanan terapeutik. Pada bulan Juni saja, 6.500 anak dirawat karena kekurangan gizi, angka tertinggi sejak konflik dimulai, dan Juli menunjukkan tren yang lebih tinggi lagi dengan 5.000 anak dirawat dalam dua minggu pertama bulan itu.

Menanggapi krisis yang semakin dalam ini, utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghidupkan kembali pembicaraan gencatan senjata dan meningkatkan situasi kemanusiaan. Diskusi berfokus pada percepatan pengiriman bantuan dan inspeksi operasi bantuan pangan. Presiden Trump telah menyatakan bahwa Hamas harus menyerah dan membebaskan para sandera sebagai cara tercepat untuk mengakhiri krisis kemanusiaan di Gaza, mengusulkan kesepakatan yang mencakup pembebasan semua sandera, pelucutan senjata Hamas, dan demiliterisasi Gaza. Namun, blokade yang terus berlanjut menghambat masuknya pasokan penting. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa seluruh populasi Gaza menghadapi kekurangan pangan yang berkepanjangan, dengan hampir setengah juta orang berada dalam kondisi kelaparan dan kelaparan yang katastropik. Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, menekankan bahwa orang-orang sudah meninggal karena kelaparan dan penyakit, meskipun makanan dan obat-obatan berada di dekat mereka. Krisis kemanusiaan di Gaza ini sangat membutuhkan gencatan senjata yang komprehensif dan akses bantuan tanpa hambatan untuk mencegah hilangnya lebih banyak nyawa dan meringankan penderitaan besar penduduknya.

Sumber-sumber

  • EL PAÍS

  • El País

  • UNICEF

  • International Union for the Conservation of Nature

  • Reuters

  • United Nations

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.

Ancaman Kelaparan di Gaza Semakin Nyata pa... | Gaya One