Ketegangan antara India dan Pakistan kembali memanas, dengan kedua negara saling melontarkan tuduhan mengenai siapa yang memulai serangan lintas batas di sepanjang Garis Kontrol (LoC) di Kashmir.
India mengklaim telah berhasil menahan serangan drone dan munisi yang dilancarkan dari Pakistan, sementara Islamabad membantah klaim tersebut dan justru menuduh India melakukan pelanggaran drone lintas batas yang menyebabkan korban sipil. Pejabat setempat melaporkan adanya saling tembak artileri yang intens, yang mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka. Kedua belah pihak menyangkal telah memulai tindakan ofensif.
Menteri Informasi Pakistan secara tegas menolak klaim India sebagai tidak berdasar. Menanggapi eskalasi ini, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Iran telah menyerukan kedua negara untuk menahan diri dan mengandalkan informasi yang terverifikasi di tengah maraknya disinformasi. Konflik yang sedang berlangsung ini menandai peningkatan ketegangan yang signifikan antara kedua negara bersenjata nuklir tersebut, menimbulkan kekhawatiran akan potensi konflik yang lebih luas.
Laporan menunjukkan bahwa kedua negara sedang berkomunikasi di tingkat Dewan Keamanan Nasional masing-masing untuk mengelola situasi yang memburuk ini. Insiden ini merupakan bagian dari sejarah panjang perselisihan antara India dan Pakistan yang berakar pada pemisahan India Britania Raya pada tahun 1947. Wilayah Kashmir, yang memiliki mayoritas penduduk Muslim tetapi diperintah oleh seorang Hindu, menjadi titik sengketa utama sejak awal. Sejak itu, kedua negara telah terlibat dalam beberapa perang dan konflik, termasuk Perang India-Pakistan 1965 dan 1971, serta Perang Kargil pada tahun 1999.
Garis Kontrol (LoC) sendiri merupakan perbatasan militer yang memisahkan wilayah Kashmir yang dikelola India dari Kashmir yang dikelola Pakistan, yang ditetapkan setelah Perang India-Pakistan 1971. Dalam beberapa tahun terakhir, pelanggaran gencatan senjata di sepanjang LoC telah meningkat secara signifikan. Laporan pada pertengahan 2020 menunjukkan bahwa pelanggaran tersebut mencapai rekor tertinggi sejak Perjanjian Gencatan Senjata 2003, yang menyebabkan korban sipil dan personel bersenjata.
Ketegangan ini semakin diperparah oleh insiden seperti serangan drone yang dilaporkan pada 30 April 2025, di mana Pakistan mengklaim telah menembak jatuh sebuah quadcopter India, yang dituduh melanggar wilayah udara Pakistan di sektor Manawar, Kashmir. Insiden ini terjadi setelah serangan Pahalgam pada 22 April yang menewaskan 26 warga sipil, yang mana India secara tidak langsung menyalahkan kelompok yang terafiliasi dengan Pakistan.
Menanggapi situasi yang semakin memburuk, komunitas internasional telah menyuarakan keprihatinan mendalam. Amerika Serikat, Tiongkok, Turki, Rusia, dan Arab Saudi semuanya menyerukan pengekangan diri dan mendesak kedua negara untuk terlibat dalam dialog damai guna menyelesaikan perbedaan mereka. Seruan ini menggarisbawahi sifat rapuh perdamaian di wilayah Kashmir dan kebutuhan mendesak akan upaya diplomatik yang berkelanjutan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan memastikan keselamatan warga sipil di kedua sisi perbatasan.