Asal-Usul Orang Tibet Terlacak ke Yunnan, China: Ungkap Populasi 'Hantu' Misterius

Diedit oleh: user2@asd.asd user2@asd.asd

Penelitian arkeologi telah melacak asal-usul orang Tibet, termasuk populasi 'hantu' misterius, kembali ke Provinsi Yunnan di China lebih dari 7.100 tahun yang lalu. Penemuan ini memberikan pencerahan tentang migrasi manusia kompleks yang membentuk Asia Timur. Para ilmuwan menganalisis DNA dari lebih dari 125 individu yang tinggal di Yunnan antara 7.100 dan 1.500 tahun yang lalu. Membandingkan genom kuno ini dengan orang Tibet modern mengungkapkan adanya keterkaitan dengan garis keturunan Asia yang sebelumnya tidak diketahui, yang berpotensi mewakili garis keturunan 'hantu' yang sulit dipahami. Individu ini, yang berasal dari 7.100 tahun yang lalu, menunjukkan perbedaan genetik dari sebagian besar orang Asia Timur modern, sebanding dengan individu berusia 40.000 tahun dari wilayah Beijing. Para peneliti percaya bahwa garis keturunan ini menyimpang dari populasi Asia awal lainnya lebih dari 40.000 tahun yang lalu dan bertahan di wilayah selatan karena iklim Zaman Es yang lebih stabil. Studi ini juga mengidentifikasi garis keturunan 'Yunnan tengah' yang unik yang muncul sekitar 5.500 tahun yang lalu, yang berkontribusi pada susunan genetik penutur bahasa Austroasiatik. Hal ini menunjukkan bahwa ekspansi demografis mendahului penyebaran pertanian di wilayah tersebut, menyoroti Yunnan sebagai persimpangan penting bagi populasi kuno. Para peneliti berharap studi lebih lanjut di Yunnan tengah dan Lembah Sungai Merah akan mengungkap lebih banyak detail tentang prasejarah Austroasiatik dan kisah lengkap nenek moyang 'hantu' Tibet. Penemuan ini sangat menarik bagi kita di Indonesia, mengingat keragaman budaya dan sejarah migrasi yang kaya di negara kita. Mirip dengan bagaimana penelitian ini mengungkap asal-usul orang Tibet, kita juga dapat merenungkan bagaimana berbagai kelompok etnis di Indonesia, seperti suku Jawa, Sunda, atau Batak, memiliki sejarah migrasi dan interaksi yang kompleks. Ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai keragaman dan memahami akar sejarah kita bersama, yang mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, penemuan ini juga relevan dengan studi tentang bahasa dan budaya di Asia Tenggara. Penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara Yunnan dan penutur bahasa Austroasiatik dapat memberikan wawasan baru tentang sejarah bahasa dan migrasi di wilayah kita. Kita dapat belajar dari penelitian ini untuk lebih memahami bagaimana budaya dan bahasa kita saling terkait dan berkembang seiring waktu.

Sumber-sumber

  • The Independent

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.