Delegasi Global Berkumpul di Jenewa untuk Perundingan Krusial Perjanjian Polusi Plastik

Diedit oleh: w w

Jenewa menjadi tuan rumah pertemuan penting bagi 179 negara yang berkumpul untuk merundingkan perjanjian internasional yang mengikat secara hukum guna mengatasi krisis polusi plastik yang semakin meluas. Sesi kelima dari Komite Negosiasi Antarpemerintah (INC-5.2) ini, yang berlangsung dari 5 hingga 14 Agustus 2025, menandai puncak dari upaya dua tahun untuk menciptakan kerangka kerja komprehensif yang mencakup seluruh siklus hidup plastik, mulai dari produksi hingga pembuangan.

Perundingan ini sangat krusial mengingat proyeksi bahwa produksi sampah plastik global dapat meningkat tiga kali lipat pada tahun 2060 jika tidak ada tindakan yang diambil. Dampak dari polusi plastik sudah terasa, dengan laporan dari The Lancet yang menyoroti biaya kesehatan terkait polusi plastik mencapai $1,5 triliun per tahun. Profesor Richard Thompson, seorang ahli terkemuka dalam sampah laut, menekankan perlunya tindakan tegas untuk melindungi kesehatan manusia dan planet ini, membandingkan signifikansi perjanjian ini dengan Perjanjian Iklim Paris.

Perbedaan pandangan yang signifikan masih membayangi negosiasi. Negara-negara produsen minyak, seperti Arab Saudi dan Rusia, cenderung mendukung pendekatan yang berfokus pada daur ulang. Sebaliknya, banyak negara lain, termasuk Prancis dan Uni Eropa, mendorong pengurangan produksi plastik secara signifikan dan pelarangan produk plastik sekali pakai tertentu. Greenpeace, misalnya, menyerukan pengurangan produksi plastik sebesar 75% pada tahun 2040. Perbedaan ini mencerminkan tantangan dalam mencapai konsensus global, terutama mengingat bahwa industri minyak dan gas alam merupakan pemasok bahan baku utama untuk produksi plastik.

Secara ekonomi, dampak polusi plastik sangat besar. Diperkirakan kerugian tahunan akibat polusi plastik laut mencapai $2,5 triliun, yang mempengaruhi layanan ekosistem seperti perikanan dan pariwisata. Studi menunjukkan bahwa biaya kerusakan akibat polusi plastik jika tidak ada tindakan dapat mencapai $281,8 triliun antara tahun 2016 dan 2040. Namun, transisi menuju ekonomi sirkular untuk plastik diperkirakan dapat mengurangi produksi plastik murni sebesar 55% dan menciptakan ratusan ribu lapangan kerja baru, terutama di negara-negara berkembang.

Perjalanan menuju perjanjian ini telah melalui beberapa sesi negosiasi sebelumnya, dimulai di Uruguay pada November 2022, diikuti oleh pertemuan di Prancis, Kenya, Kanada, dan terakhir di Busan, Korea Selatan, pada Desember 2024. Kegagalan mencapai kesepakatan di Busan menyoroti kompleksitas isu yang dihadapi. Dengan lebih dari 179 negara dan ratusan organisasi pengamat yang hadir di Jenewa, harapan tertuju pada tercapainya kesepakatan yang ambisius dan mengikat secara hukum untuk mengatasi salah satu tantangan lingkungan paling mendesak di zaman kita.

Sumber-sumber

  • Deutsche Welle

  • La pollution plastique envahit la planète : d'ultimes négociations débutent à Genève pour y remédier

  • Pollution plastique : Malgré des avancées, échec d’un accord mondial

  • Pollution plastique : à Genève, les négociations de la dernière chance pour un traité ambitieux

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.

Delegasi Global Berkumpul di Jenewa untuk ... | Gaya One