Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) telah mengeluarkan peringatan keras mengenai pasar narkoba sintetis global yang terus meningkat. Zat-zat ini, termasuk metamfetamin, ekstasi, dan opioid sintetis yang kuat seperti fentanil dan analognya, semakin mendominasi lanskap narkoba ilegal karena kemudahan produksi dan distribusinya yang tidak bergantung pada kondisi pertanian.
Lonjakan ini menghadirkan tantangan kesehatan masyarakat yang signifikan di seluruh dunia. Laporan terbaru UNODC menyoroti bahwa narkoba sintetis dengan cepat membentuk kembali pasar perdagangan narkoba, seringkali menggantikan zat nabati tradisional. Produksi narkoba ini membutuhkan keahlian teknis dan sumber daya yang lebih sedikit dibandingkan dengan budidaya tanaman seperti candu atau koka, menjadikannya menarik bagi organisasi kriminal.
Adaptabilitas ini memungkinkan penyelundup untuk mengeksploitasi celah hukum dan mengembangkan senyawa baru, seringkali selangkah lebih maju dari langkah-langkah peraturan. Sebagai contoh, Dewan Pengawas Narkotika Internasional (INCB) dalam Laporan Tahunan 2024-nya mencatat bahwa kelompok kriminal menggunakan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi bahan kimia prekursor alternatif. Kekhawatiran kritis adalah potensi opioid sintetis, seperti fentanil dan nitazena, yang jauh lebih kuat daripada heroin dan dapat menyebabkan overdosis fatal bahkan dalam jumlah yang sangat kecil.
Amerika Utara serta Asia Timur dan Tenggara diidentifikasi sebagai pusat utama, menyumbang hampir 80% dari penyitaan metamfetamin global. INCB juga menunjuk pada titik-titik panas regional di mana perdagangan narkoba sintetis berkembang, termasuk Eropa, di mana larangan opium di Afghanistan dapat mendorong pengguna ke alternatif sintetis, dan Timur Tengah serta Afrika, di mana stimulan tipe amfetamin meningkat.
Sebagai tanggapan terhadap ancaman yang berkembang ini, UNODC menekankan perlunya kerja sama internasional yang ditingkatkan. Strategi utama termasuk peningkatan deteksi dini zat baru melalui sistem peringatan dini yang kuat dan perluasan layanan kesehatan masyarakat untuk mengatasi meningkatnya jumlah orang yang membutuhkan perawatan untuk gangguan penggunaan narkoba. Program Pemantauan Sintetis Global: Analisis, Pelaporan, dan Tren (SMART) UNODC, yang didukung oleh jaringan laboratorium forensik nasional, memainkan peran penting dalam melacak dan menganalisis tren yang berkembang ini.
Hingga tahun 2023, lebih dari 316 juta orang di seluruh dunia telah menggunakan narkoba dalam setahun terakhir, dengan sebagian besar peningkatan ini dikaitkan dengan meningkatnya prevalensi penggunaan narkoba sintetis. Upaya UNODC menggarisbawahi pentingnya pengambilan keputusan berbasis data dan kolaborasi internasional untuk secara efektif melawan tantangan global yang meresap ini.