Membebaskan Diri dari Ketergantungan Emosional: Membangun Hubungan yang Sehat

Diedit oleh: Olha 1 Yo

Ketergantungan emosional, sebuah pola di mana seseorang merasa tidak mampu hidup tanpa pasangannya, bahkan dalam hubungan yang merugikan, lebih umum daripada yang sering kita sadari. Psikolog Silvia Congost menyoroti penderitaan yang dapat ditimbulkan oleh kondisi ini dan menawarkan strategi untuk pemulihan.

Mengenali tanda-tanda hubungan yang toksik adalah langkah pertama. Ini termasuk kurangnya rasa hormat, perilaku mengendalikan, isolasi dari orang-orang terkasih, dan ketakutan akan ditinggalkan. Jika tanda-tanda ini ada, penting untuk meninggalkan hubungan tersebut untuk mencegah kerusakan psikologis. Di Indonesia, kasus-kasus serupa seringkali melibatkan tekanan sosial dan ekspektasi keluarga, yang membuat individu sulit untuk melepaskan diri dari hubungan yang tidak sehat.

Pendekatan "0 kontak", memutus semua komunikasi dengan mantan pasangan, sangat penting untuk penyembuhan. Congost membandingkan ini dengan seorang pecandu alkohol yang menjauhi alkohol. Mempertahankan kontak menghambat pemulihan. Membangun harga diri juga kunci, karena harga diri yang rendah membuat individu lebih rentan terhadap ketergantungan. Mencari bantuan profesional dan refleksi diri sangat penting untuk membangun hubungan yang sehat. Di Indonesia, dukungan dari komunitas dan keluarga seringkali menjadi faktor penting dalam proses pemulihan. Diskusi terbuka dengan teman dan keluarga, serta mencari nasihat dari konselor, dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk membebaskan diri dari ketergantungan emosional dan membangun kehidupan yang lebih bahagia.

Sumber-sumber

  • El Periódico

  • La Vanguardia

  • La Voz de Galicia

  • El Español

  • 20 Minutos

  • La Voz de Galicia

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.