Astronot NASA Nichole Ayers berhasil mengabadikan gambar 'sprite' merah yang langka di atas sistem badai petir yang melintasi Meksiko dan Amerika Serikat bagian selatan pada 3 Juli 2025. Penemuan ini memberikan data berharga untuk penelitian ilmiah tentang fenomena atmosferik yang menarik.
Penelitian tentang 'sprite', yang terjadi sekitar 80 kilometer di atas permukaan Bumi, masih terus berlangsung. Para ilmuwan, termasuk yang terlibat dalam proyek 'Spritacular', sedang menyelidiki mekanisme pemicu 'sprite'. Data yang dikumpulkan dari observasi Ayers, yang dibagikan di X (sebelumnya Twitter), sangat penting untuk penelitian ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 'sprite' terkait dengan aktivitas listrik intensif di atmosfer. Para ilmuwan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, menggunakan data ini untuk memahami lebih lanjut tentang bagaimana fenomena ini terjadi.
Studi terbaru telah mengidentifikasi bahwa 'sprite' dapat memengaruhi lapisan ionosfer, yang berdampak pada penyebaran gelombang radio dan komunikasi satelit. Selain itu, para peneliti di Jepang sedang mengembangkan model untuk memprediksi terjadinya 'sprite' berdasarkan data cuaca dan aktivitas petir. Penemuan ini menunjukkan kompleksitas ilmu atmosfer dan kebutuhan untuk terus melakukan pengamatan dan pengumpulan data. Penemuan ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi internasional dalam penelitian ilmiah.
Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap lebih banyak tentang 'sprite' dan dampaknya terhadap lingkungan kita. Dengan terus melakukan pengamatan dan analisis data, para ilmuwan berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena atmosfer yang menarik ini.